Ara tak seharusnya menanyakan itu, sesuatu yang bodoh yang bisa menghancurkan keluarganya. Seharusnya dari awal Ara tak perlu mengetahui rahasianya. Rahasia ayahnya. Dan seharusnya sejak awal Ara tak perlu bersikap sok tau, Ara tak seharusnya selalu ingin tahu urusan pribadi orang lain, terutama keluarganya. Memang dari awal keluarga ini tak ada kehangatan di dalamnya, mereka terlalu sering bersandiwara. Tampak dari luar mereka bahagia, dan terlihat harmonis, membuat orang disekelilingnya merasakan cemburu. Kadang mereka tampak hina di mata masyarakat, namun sekali lagi itu tak terbukti. Ara mencoba mengubah segalanya dalam keluarganya, berharap musim salju di hidupnya menjadi musim semi. Tapi itu hanya impian belaka yang tak menjadi kenyataan. Harapan itu terlalu tinggi baginya, hingga sayap untuk terbang menggapai impiannya patah sebelah. Membuat dirinya jatuh diantara tebing-tebing. Keras dan meleburkan dirinya.
Dia sang embun pagi yang menetes untukku
Menimbulkan kesejukan pada kehidupanku
Membawa warna kedamaian dalam duniaku
Aku berharap Ia menyapaku di kala sedih melilitku
Ia memelukku dalam dekapan nyata
Ketika aku merasa kelu beku
Kau tetap menyayangku di kala aku tak tahu
Harapanku semoga namaku mengucur dalam do’amu setiap waktu
Dan kamu yang merelakan waktu untukku selalu
Suatu malam Ara bertanya pada hatinya, 'apa yang kau inginkan saat ini?, tahukah dirimu ayah, jika aku sekarang terluka karenamu, kalimat yang kau ucapkan, bahwa dirimu akan setia , ternya tak terbuktikan'. Setiap hari aku merindukan sosokmu, yang pasti kembali. Berdiri di depan pintu rumahku, dan mengatakan, 'ayah kembali, ayah ga akan pergi lagi'. Apa hal itu mungkin terjadi dihdupku, ayah??.
Dia sang embun pagi yang menetes untukku
Menimbulkan kesejukan pada kehidupanku
Membawa warna kedamaian dalam duniaku
Aku berharap Ia menyapaku di kala sedih melilitku
Ia memelukku dalam dekapan nyata
Ketika aku merasa kelu beku
Kau tetap menyayangku di kala aku tak tahu
Harapanku semoga namaku mengucur dalam do’amu setiap waktu
Dan kamu yang merelakan waktu untukku selalu